Kamis, 29 Desember 2016

 SEJARAH MASSAGE

        Kata massage berasal dari kata Arab “mash” yang berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”. Selanjutnya massage disebut pula sebagai ilmu pijat atau ilmu lulut. Dalambahasa Indonesia, tulisan “massage” di adaptasi menjadi masase. Para pelakumassage biasa disebut sebagai masseur untuk pria dan masseus untuk wanita yang diambil dari bahasa Perancis.
Sejarah masase terungkap dengan penemuan artefak oleh para arkheolog yang menunjukkan penggunaan masase di sejumlah wilayah di dunia. Meskipun tidak ada bukti pre-historis langsung yang menjelaskan penggunaan masase untuk alasan-alasan medis, bukti tidak langsung sangat jelas menunjukkan kaitan masase dengan medis. Lukisan-lukisan di gua Eropa (abad 15000 SM) misalnya, menunjukkan apa yang bisa disebut sebagai kegunaan sentuhan terapi.
Penggunaan pijat telah terdaftar awal 2200SM di Mesir, dan sekitar 1400 SM di tua Budaya Cina (Calvert 2002). Di Yunani kuno, Hippocrates (460-377 BC).

1.     Bangsa Cina Purba
Dari buku-buku yang dianggap suci oleh bangsa Cina purba diantaranya buku KONG FU (kira-kira 3000 th SM), terdapat tulisan-tulisan yang menyatakan bahwa bangsa Cina purba pernah melakukan massage dan senam sebagai cara untuk pengobatan (Heilgymnas).


2. Bangsa India
Sebuah buku peninggalan bangsa India “ Veda” (kira-kira th 1800 SM) dari salah satu bab yang berjudul Ayur, terdapat ulasan panjang lebar tentang kesehatan, massage dan senam penyembuhan. Di antaranya terdapat sebuah kalimat yang berbunyi : “Bangun pagi-pagi, cuci mulut, menggosok seluruh tubuh kemudian melakukan senam pagi”.

3. Bangsa Mesir dan Persia purba
Dari peninggalan-peninggalan benda-benda relief bangsa Mesir maupun bangsa Persia purba dapat disimpulkan bahwa mereka telah mengenal massage. Untuk merawat kulit, bangsa Mesir purba menggosok tubuhnya dengan lumpur yang berasal dari sungai nil  dan kemudian berjemur dalam terik matahari.

4. Bangsa Yunani Purba
Bangsa Yunani purba memiliki ahli-ahli massage, yang sedikit banyak mewariskan pada kita tentang pengertian-pengertian massage yang dilakukan orang pada saat itu. Bangsa Yunani menyebut massage dengan kata “Anatripsi”. Seorang dokter yang terkenal pada saat itu, Hypocrates (460-377 SM), banyak mengemukakan tulisan-tulisan mengenai soal-soal medis dan massage. Di antara hasil karyanya ialah sebuah buku yang berjudul GYMNASTICA.
Dokter lainnya ialah Gaelenos (kira-kira 131 th SM), membawa dan menyebarkan pengetahuan massage ke Roma sehingga bangsa Roma banyak meniru bangsa Yunani. Sport massage menjadi lebih popular lagi dengan adanya pertandingan-pertandingan Gladiator.




5. Abad ke-sembilan belas
Pada awal abad ke-  19 tidak terdapat kemajuan yang berarti bagi perkembangan yang berarti bagi perkembangan massage. Pada saat itu seorang dokter bangsa Belanda bernama John G. Mezger (th 1838-1909) banyak mempelajari buku-buku ciptaan Ling dan ahli-ahli bangsa Perancis diantaranya Tissot (th 1780) dan dr. Hildebrand. Sebagai masseur beliau dianggap berhasil dengan benyaknya pendeta yang berdatangan dari segala penjuru untuk meminta pertolongannya. Bahkan banyak pula dari kalangan keluarga kerajaan. Percobaan-percobaan selanjutnya banyak dilakukan dalam bidang massage, itulah permulaan pemikiran terhadap pengetahuan massage secara ilmiah. Usaha tersebut dilanjutkan oleh Prof. Kirchberg yang kemudian menerbitkan buku sport massage.

6. Akhir abad Sembilan belas
Pada akhir abad ini sport massage berkembang semakin meluas dan popular, terutama di negara Eropa dengan banyaknya didirikan lembaga-lembaga pendidikan sport massage. Secara resmi Belanda untuk pertama kalinya menyelenggarakan ujian sport mssage pada tahun 1965, atas kerjasama dengan beberapa pimpinan organisasi olahraga, antara lain Ministeris Van Cultuur, Recretie en Maatschappelijk Werk dan Nederlanndsche gennootschap Voor Heilgymnastiek, Masase en Physiotherapie. Di Amerika sport masseur mulai dikenal oleh umum sejak tahun 1865 sewaktu diadakan pertandingan football yang pertama antar sekolah lanjutan.
Di Indonesia sport massage bertambah populer lagi di kalangan atlit pada pemusatian latihan Nasional Asian Games IV, Ganefo I, Olympiade Tokyo, maupun di PON. Dengan demikian maka pengetahuan tentang sport massage merupakan suatu keterampilan khusus  di dalam olahraga Indonesia.

7. bangsa india
          Di India, di mana gulat selalu menjadi populer dalam olahraga, pijat telah digunakan sebagai modalitas penyembuhan untuk pegulat sejak zaman kuno.Ketika orang biasa yang membutuhkan perawatan pijat mereka sering disebut spesialis dalam terapi sentuhan; itu
terapis pijat berlatih juga untu kepentingan
 pegulat.
(Calvert 2002).

8. bangsa swedia
          The "Swedia movemont Cure" awalnya didirikan oleh pagar utama dan profesor Per Henrik Ling (1776-1839). Ini adalah konsep fisik olahraga, termasuk gizi, pijat, dan jaringan lunak peregangan, semua digunakan sebagai salah satu konsep terpadu. Itu teknik, kemungkinan dipengaruhi dari Cina, India, sumber Yunani kuno, dan Romawi, yang digunakan untuk menghasilkan kesehatan secara keseluruhan dan mengobati patologis tertentu kondisi (Taylor 1860). Ling awalnya dikembangkan sistem latihan senam, yaitu "alam
senam, "dirancang untuk menghasilkan manfaat kesehatan. Pada tahun 1813 Ling didirikan Royal Senam Tengah Institute di Swedia, mendidik instruktur senam (Taylor 1860).Institut masih ada hingga sekarang di Stockholm sebagai "Swedish School of Sport dan Ilmu Kesehatan, "mendidik calon fisik guru pendidikan dan pelatih olahraga khusus.

9. bangsa firlandia
          Dengan pengaruh dari bentuk pijat Swedia, negara tetangga Finlandia mengembangkan salah satu sistem spesifik pertama pijat olahraga di awal dari tahun 1900-an. Budaya pijat di Finlandia adalah
kuat, dan penggunaan pijat pada atlet menjadi
 perpanjangan alami.
H. Australia Joseph Fay dijelaskan penggunaan pijat pada atlet di acara-acara internasional pada tahun 1916. Dalam buku pijat Ilmiah nya untuk atlet dia dijelaskan penggunaan pijat untuk menghapus otot
produk beracun, dan untuk mempromosikan pertumbuhan otot dan tulang (Benjamin & Lampu 1996).Selama 1924 Olimpiade di Paris
Finlandia pelari Paavo Nurmi, dijuluki oleh pers "Finn terbang," memenangkan lima medali emas, dan ia tampaknya berlari 1,5 km dan 5 km ras dengan hanya 30 menitberistirahat antara dua peristiwa. Paavo Nurmi membawa terapis pijat sendiri untuk permainan agar menerima pijatan setiap hari sebelum menghadapi  kompetisi dan setelah kompetisi.

Pijat telah lama dikenal manusia terutama manusia dari timur. Pijat ini telah berabad-abad dilakukan oleh nenek moyang kita, bahkan menjadi suatu kebiasaan-kebiasaan atau suatu kegemaran terutama dikalangan kaum bangsawan dan orang-orang atasan. Sebab dengan pijat dapat diharapkan manfaat timbulnya perasaan hangat, segar dan nyaman pada tubuh.
Raja-raja mempunyai rombongan abdi-abdi yang bertugas untuk memijat, yang biasanya dilakukan oleh orang-orang buta atau orang-orang ahli pijat yang sengaja dibutakan, disamping pertimbangan tata kesusilaan, mereka menganggap pula bahwa orang buta mempunyai kecakapan yang lebih baik dalam memijat. Hal ini dapat dimengerti, sebab dengan tidak berfungsinya salah satu indera penglihatan, kemampuan indera ini dapat pindah ke indera peraba atau indera perasa berfungsi untuk memberikan perasaan nyaman terhadap orang lain biasanya dilakukan orang buta.
Pijat masih dianggap rendah di dalam masyarakat kita sehingga pijat mempunyai kedudukan sangat rendah dalam pandangan setiap orang. Dukun-dukun pijat selalu mendapat ejekan sehari-hari. Meskipun demikian pijat terus hidup subur dan berkembang meluas, hanya sayang  sekali tanpa mengalami kemajuan-kemajuan apa lagi kemajuan dalam segi keilmuannya. Pijat yang sekarang dilakukan oleh orang adalah sama dengan pijat yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lampau tanpa mengalami perubahan dan perkembangan.
Pijat yang sebenarnya dimiliki orang-orang timur, tetapi karena kurang bangsa-bangsa timur untuk menyelidikinya, menyebabkan munculnya orang-orang barat yang merasa perlu untuk mengambil alih. Pijat di bawa pulang kenegerinya dan diselidikinya dari segala segi terutama segi keilmuannya ialah ilmu tentang anatomi tubuh manusia menjadi basis penyelidikannya. Di samping itu ilmu tentang Physiologi, Pathologi dan hygine juga menjadi ilmu penunjang di dalam penyelidikannya.
Kemudian dalam bentuk yang lebih sempurna, pijat diberi nama massage (diambil dari bahasa Francis) kembali pijat ke timur lagi. Patut dicatat disini nama-nama bangsa barat yang berjasa menemukan sistem dalam melakukan massage ialah : Prof. Thomson, Hoffa dan Goch. Sedang Head dan Mackensie adalah orang-orang yang mempunyai arti penting dalam memelihara dan mengembangkan dalam pengetahuan Massage.
Pengetahuan massage ini telah mulai berkembang di negara kita, dan diharapkan massage modern ini akan segera dapat menggantikan pijat yang masih kuno, yang masih menguasai di seluruh masyarakat kita. Bersamaan dengan ini akan lenyap pandangan rendah terhadap massage. Perintisan pendidikan massage di Indonesia dilakukan pada tahun 1958 - 1964 oleh Ern Till ahli massage dari Jerman di Rehabilitasi Centrum Surakarta. Kursus massage diselenggarakan bagi penyandang cacat netra yang hasilnya ±100 orang lulus lengkap dengan mendapat ijazah. Selain melatih orang penyandang cacat netra Ern Till juga melatih orang-orang awas untuk menjadi ahli pijat atau pelatih pijat.
Usaha-usaha uotuk lebih meningkatkan mutu dan memanfaatkan massage di Indonesia, sekarang nampak makin jelas Departemen Sosial melalui Panti Sosial Bina Netra menyelenggarakan latihan keterampilan massage. Hasilnya sekarang masseur-masseur penyandang cacat netra telah tersebar di Indonesia hidup mandiri dengan keterampilan massagenya.

    10.  Era Modern 
            Era massage modern mulai pada awal abad 19, ketika banyak penulis mendukung massage dan mengembangkan system mereka sendiri. Penulis yang paling ternama adalah Pehr Hendrik L (1776-1839), seorang ahli fisiologi Swedia dan instruktur kebugaran/ senam. Melalui pengalamannya di Universitas Lund dan Swedish Royal Central Institute Gymnastic, Ling mengembangkan sistem senam kesehatan dan latihannya sendiri, yang dikenal dengan Ling System Swedish Movements (gerakan Swedia system Ling), atau Swedish Movement Cure (Perawatan Gerakan gaya Swedia).Fokus utama dari karya Ling ada pada senam/kebugaran yang diterapkan pada perawatan terhadap penyakit dan atau cedera. Dalam hal ini, Ling merupakan mendukung Medical Gymnastics suatu subyek/ topic yang dipromosikan lebih dari 2000 tahun oleh Herodicus, seorang pengajar dari sekolah Hippocrates. Menurut Ling, gymnastic/senam medis adalah senam yang dilakukan dengan posisi yang tepat baik secara sendiri ataupun dengan bantuan orang lain, kita mencoba dengan mempengaruhi gerakan guna mengurangi ataupun mengatasi penderitaan yang muncul melalui kondisi-kondisi yang abnormal.



11 . SEJARAH PERKEMBANGAN SPORT MASSAGE DI INDONESIA
Sport massage bertambah populer lagi di kalangan atlit pada pemusatian latihan Ganefo I, Olympiade Tokyo, maupun di PON. Dengan demikian maka pengetahuan tentang sport massage merupakan suatu keterampilan khusus  di dalam olahraga Indonesia.
Persiapan Indonesia menghadapi Asian Games IV tahun 1962 yang akan diselenggarakan di kota Jakarta, membuat Indonesia bersiap diri di segala bidang termasuk bidang kesehatan dan sport medicine. Dimana pada tahun 1960 Indonesia mendatangkan team ahli sport massage dari Swedia di pimpin Mr. Tills untuk mengajar sport massage bertempat di RC Solo, diadakan penataran, kepelatihan sport massage yang di ikuti oleh 40 orang pelatih dan guru olahraga dari seluruh Indonesia.
Selesai mengikuti kepelatihan sport massage para pelatih dan guru olahraga tersebut sebagian besar di terjunkan sebagai tenaga masseur yang menangani atlit-atlit Indonesia di Asian Games IV tahun 1962. Dari para pelatih dan guru olahraga inilah sport massage disebarkan ke daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia. Setelah mempelajari manfaat sport massage yang dihubungkan dengan aktivitas olahraga, selanjutnya sport massage dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan sebagai mata pelajaran di sekolah olahraga, dan diberian pada kursus-kursus kepelatihan olahraga.

Sumber:
Understanding Sports MassageP

MASSAGE OLAHRAGA

Disusun
Oleh :
MULIADI AZIS
1306104020024





logo-unsyiah.jpg





FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2016
BAB I 



PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sehat merupakan investasi ke depan yang harus benar-benar dijaga. Bila perlu dilakukan sedini mungkin, sampai dewasa bahkan tua sekalipun. Kesehatan tiada duanya bagi yang mencintainya, seperti sebuah pepatah klasik mensana in coperasano atau dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.
Di jaman modern ini, banyak kegiatan dan aktivitas kerja yang kita lakukan dengan cara duduk atau berdiri, ditambah lagi daya tarik gravitasi telah menyebabkan racun dari sisa-sisa hasil metabolisme tertimbun di telapak kaki. Di samping itu kurangnya berolahraga dan makanan yang tidak dijaga menyebabkan banyak orang merasa letih, lesu, tidak bersemangat dan timbulnya berbagai penyakit. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh International Journal of Alternative and Complementary Medicine, orang yang menderita stres dan depresi merasa ada perbaikan setelah menjalani terapi massage selama 30 menit minimal setiap minggu.
Kata massage berasal dari bahasa Arab mass yang berarti menekan, dengan imbuhan age dari bahasa Perancis. Mungkin pula kata massage dari bahasa Yahudi Maschesch yang berarti meraba. Yang mempergunakan kata massage ialah lepage, seorang bangsa Perancis pada tahun 1813.
Di Indonesia massage dikenal dengan sebutan pijatan atau pijitan, pijitan terdiri dari pijitan- pijitan lembut dengan jari- jari. Cara memijat belum mempunyai landasan teori. Sehingga perlu adanya sarana untuk memberikan petunjuk mengenai teknik- teknik di dalam massage. Lebih khususnya pada sport massage.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN
-          Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak.
Gerakan tangan dalam massage di sebut MANIPULASI
-          Massage adalah seni gerak tangan yang  bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan memelihara kesehatan jasmani.
 Gerak tangan secara mekanis ini akan menimbulkan rasa tenang dan nyaman bagi penerimanya.
Massage dapat diberikan kepada semua orang, laki-laki, perempuan, tua, muda, dewasa maupun anak-anak dan orang-orang yang kita cintai ataupun pada binatang-binatang piaraan.
Kata massage berasal dari kata Arab “mash” yang berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”.
Selanjutnya massage disebut pula sebagai ilmu pijat atau ilmu lulut.
Para pelakunya biasa disebut sebagai masseur untuk pria dan massaeuse untuk wanita.

2.      MACAM-MACAM MASSAGE
1.Sport Massage
2.Segment Massage
3.Cosmetic Massage
4.Macam Massage yang lain

1. Sport Massage
Massage yang khusus digunakan atau diberikan kepada orang-orang yang sehat badannya, terutama olahragawan.
Diberikan hanya kepada orang yang sehat
Macam dan cara memijatnya lebih diutamakan kepada pengaruhnya terhadap kelancaran peredaran darah, Merangsang persyarafan, membersihkan dan menghaluskan kulit, Mengurangi atau menghilangkan ketegangan syaraf dan mengurangi rasa sakit, hingga dapat menidurkan pasien.
2. Segment Massage

Massage yg ditujukan utk membantu penyembuhan thdp gangguan/kelainan-kelainan fisik, terutama disebabkan oleh cuaca, kerja yang kelewat batas, perkosaan atau paksaan (trauma) pada badan serta kelainan pisik yang disebabkan oleh penyakit tertentu.
Contoh: kekakuan persendian sesudah terjadinya radang sendi (arthritis), kelayuan atau kelumpuhan otot karena berkurangnya fungsi syaraf, distorsi atau keseleo pada sendi, rasa nyeri pada tengkuk, sakit boyok pegel” dan sebagainya.
Macam Sg.Massage shiatsu, Tsubo, Xigong,Refleksi, Frirage, dll.

3. Cosmetic Massage
massage yang khusus ditujukan untuk memelihara serta meningkatkan kecantikan dan keindahan, baik kecantikan muka maupun keindahan tubuh beserta bagian-bagiannya.

4. Macam Massage yang lain
   Massage untuk merangsang jantung, erotic massage, sensuele-massage, serta bentuk-bentuk massage yang lain.

3.      TUJUAN MASSAGE
Pada dasarnya massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorpsi (penyerapan), sekresi ( pengeluaran, serta memperlancar distribusi energi dan nutrisi ke dalam jaringan, selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.
Massage dapat:
• Menjaga tubuh secara umum dalam kondisi yang lebih baik.
• Mencegah cedera dan hilangnya mobilitas.
• Merawat dan memulihkan mobilitas pada cedera jaringan otot.
• Meningkatkan kinerja.
• Memperluas keseluruhan kehidupan karir olahraga Anda
4.      PENGARUH MASSAGE
Efek massage terhadap jaringan bersipat mekanis, reflektoris dam khemis.
a. Efek mekanis : Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan lymph, sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi, dan pemberian nutrisi kedalam jaringan.
b. Efek Reflektoris : Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf, peredaran darah yang menimbulkan proses vasso kontriksi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.
c. Efek Khemis : Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.

Efek fisik dari massage
• Pumping - gerakan membelai (stroking) dalam massage akan mengisap cairan melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Dengan meningkatkan tekanan di depan pada teknik stroke, vakum (pengosongan) dibuat di belakang. Hal ini terutama penting dalam ketegangan atau kerusakan jaringan otot sebagaimana otot kencang akan menekan darah keluar seperti spons, menghilangkan jaringan nutrisi vital dan energi untuk perbaikan.
• Peningkatan permeabilitas jaringan - Deep massage menyebabkan pori-pori di membran jaringan terbuka, memungkinkan cairan dan nutrisi untuk melewatinya. Ini membantu menghilangkan produk-produk limbah seperti asam laktat dan mendorong otot untuk mengambil oksigen dan nutrisi yang membantu mereka pulih lebih cepat.
• Peregangan - Massage dapat meregangkan jaringan yang tidak dapat meregang dalam metode biasa. Kumpulan serat otot dapat teregang secara memanjang serta menyamping. Massage juga dapat meregangkan selubung atau fasia yang mengelilingi otot, sehingga melepaskan ketegangan.
• Menguraikan jaringan parut - jaringan parut adalah hasil dari cedera atau trauma sebelumnya dan dapat mempengaruhi otot, tendon dan ligamen. Hal ini dapat mengakibatkan jaringan menjadi tidak fleksibel sehingga rentan terhadap cedera dan rasa sakit.
• Meningkatkan elastisitas jaringan - pelatihan yang keras dapat membuat jaringan keras dan tidak elastis. Ini adalah salah satu alasan mengapa pelatihan yang keras mungkin tidak menghasilkan perbaikan. Massage dapat membantu mengembalikannya dengan cara meregangkan jaringannya.
• Membuka mikro-sirkulasi – Massage dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan, begitu pula latihan. Massage juga dapat membuka atau melebarkan pembuluh darah dan peregangannya yang memungkinkan nutrisi ini lewat lebih mudah.

Efek fisiologis massage olahraga
• Pengurangan Nyeri - Ketegangan dan produk-produk sisa metabolisme pada otot dapat menimbulkan rasa nyeri. Massage membantu mengurangi ini dalam banyak cara, termasuk tubuh melepaskan endorfin.
• Relaksasi – relaksasi otot melalui panas yang dihasilkan, sirkulasi dan peregangan. Mechanoreceptors memberikan sensasi sentuhan, tekanan, pemanjangan dan penghangatan jaringan yang dirangsang yang menyebabkan refleks relaksasi.

Efek psikologis massage
• Mengurangi kegelisahan - melalui efek yang disebutkan di atas diinduksi dan relaksasi sehingga mengurangi tingkat kecemasan.
• menyegarkan - jika pijatan dilakukan dengan gerakan cepat seperti apa yang akan dilakukan sebelumnya maka hal ini dapat menghasilkan perasaan yang menyegark

5.      TEKNIK MASSASE
Yang termasuk teknik massage adalah :
1. Manipulasi massage
2. Pelaksanaan massage
3. posisi pasien
4. Penggunaan alat-alat massage
6.      BERBAGAI PEGANGAN MASSAGE :
1. Stroking / Efleurage = Urutan / Elusan

a. Superfisial stroking.
b. Deep stroking
2. Compression = Perasan
a. Kneading/petrissage (memijat)
b. Wringing (memeras)
c. Rolling (Menggeser)
d. Walken (Menekan)
3. Frictions = Gosokan
a. Spiral
b. Circulary
c. Rotary
4. Tapotement = Pukulan
a. Hacking ( Mencincang)
b. Beating (dengan kepalan)
c. Clapping ( dengan telapak jari)
d. Cupping (dengan telapak tangan di cekungkan)
e. Typing ( seperti mengetik)
f. Spatting ( cipratan)
g. Chucking (tarikan lepas)
5. Vibrations = Getaran
a. Palmar (dengan telapak tangan)
b. Knuckle ( dengan kepalan)
6. Shaking = Guncangan
a. Pada lengan (telentang/duduk)
b. Pada tungkai (telungkup)

Dalam praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan seluruhnya, melainkan di sesuaikan dengan keperluan saja.

PENJELASAN :
1. STROKING
Berdasarkan dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi dua macam pegangan, yaitu :
a. Superficial Stroking. Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan kulit sehingga mempunyai pengaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak tertentu, biasanya dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan, manipulasi ini biasa dipakai untuk memulai atau mengakhiri acara massage.
b. Deep Stroking. Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus kearah pusat (centripetal) secara kontinyudengan tekanan yang lebih dalam.

Bentuk Pegangan Stroking ada 3 macam, yaitu :
1. Palmar (dengan telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari. Seluruh permukaan telapak tangan harus kontak dengan permukaan kuli.
2. Digital (dengan ujung atau telapak jari tangan. Manipulasi ini dikerjakan dengan satu, dua atu seluruh jari tangan.
3. Knuckle (kepalan). Dipergunakan terutama untuk otot-otot yang tebal dan keras.

2.COMPRESSIONS
Dengan manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperhebat, sirkulasi diperlancar.
a. Kneading/Petrissage (mengadoni dan memijat).
Kedua bentuk pegangan ini pengertiaanya sering dipersamakan. Kneading/petrissage dilakukan dengan palmar yaitu dengan memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras/menekan tanpa menggeser. Jari-jari harus lurus jangan bengkok untuk menghindarkan perasaan sakit terhadap pasien. Pijatan dilakukan berpindah-pindah dari ujung ke central. pijatan dapat dilakukan dengan dua tangan bersama-sama atau bergantian, dalam hal ini satu tangan memegang otot dan yang lainnya memijat.
b. Wringing (perasan)
Pegangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak bertentangan yang satu mendorong dan yang lain menarik, gerakan pindahnya menuju ke jantung.
c. Rolling (menggeser)
Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada petrissage, yang dilakukan oleh tangan yang terjauh sedang tangan yang lain memegang dan mengangkat otot di abgian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan memeras dilakukan oleh tangan yang terjauh dengan merapatkan telunjuk ke ibu jari, kemudian tangan lain bergeser ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya.
d. Walken.
Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari yang lain terpisah. Tangan kanan memegang otot tadi pada bagian dital dengan posisi ibu jari berada di antara telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tangan kiri lebih dulu melakukan pijatan dan sementara itu juga tangan kanan melakukan pijatan dengan ibu jari. Tangan kiri kendur dan menggeser keatas dan melakukan pijatan lagi yang kemudian diikuti tangan kanan.

7.      KOMPONEN MASSAGE
          Komponen masas yaitu sesuatu ataupun aturan-aturan yang di berikan oleh masseur/masseuse terhadap pasien.
            Komponen-komponen tersebut meliputi :
A.   Arah Gerakan Tangan
Gerakan tangan yang benara dari seorang masseur/masseuse adalah ke arah centripetal yaitu gerakan tangan yang mengikuti pembuluh darah balik (vena) yang membawa darah kotor ke jantung.
Pada bagian-bagian di bawah jantung harus diarahkan ke atas (ke arah jantung), sedangkan pada bagian tubuh di atas jantung terutama leher sebagai jembatan penghubung kepala harus diarahkan ke bawah (ke arah jantung) melalui pembuluh darah balik (vena).
B.   Manipulasi Pada Pasien
Manipulasi atau Pegangan yang dilakukan seorang masseur/masseuse dilakukan dengan tekanan yang cukup disesuaikan kondisi sipasien dan penuh perasaan sehingga mendatangkan rasa enak (nyaman) pada pasien yang bersangkutan.
Pada saat melakukan massage, tangan masseur/masseuse harus dalam keadaan rileks, tidak kaku atau tegang. Jika perlu harus menggunakan berat badanya untuk memberikan tambahan tekanan, tetapi tetaplah harus dalam batas-batas yang sesuai menurut kebutuhannya, sehingga tidak sampai menimbulkan bercak-bercak merah (memar) yang menimbulkan rasa sakit.
Masseur/masseuse tetap harus memusatkan perhatiannya terhadap tugas yang dihadapi dan selalu sensitif (peka) terhadap segala perubahan-perubahan yang terjadi pada si pasien.
Dalam mempelajari pegangan atau manipulasi ini ada dua hal yang perlu di perhatikan, yaitu :

a. Mempelajari manipulasi.
b. Berlatih melaksanakan pegangan dan berlatih meraba dan merasakan bagaimana kondisi jaringan yang di massage.
Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
1.                  Keadaan kulit, misalnya kulit yang kasar, suhu (dingin/panas) atau warna kemerah-merahan (bengkak).
2.                  Keadaan abnormal pada jaringan di bawah kulit, misalnya pembengkakan (haematome), pengerasan atau penebalan (miogelosen), jaringan yang lunak, otot kaku atau kejang-kejang.
3.                  Pergeseran pada sendi atau perubahan dalam luas gerak persendian.
4.                  Tanda-tanda kelelahan, kesulitan dalam pernafasan dan lain-lain.
C.   Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya mengambil posisi serileks mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak mengalami ketegangan (kendor).
Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi yang diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu keadaan rileks akan memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini diperlukan mengingat banyak orang yang mengalami kesibukan, ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru menimbulkan ketegangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul karena ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan sekitarnya.
Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks selama perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan manipulasi dengan sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu anggota badan ke atas dan kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada ketegangan, maka pasien diminta berbaring lagi seakan-akan tidak bertenaga sama sekali.
Pasien harus dalam keadaan hangat selama dimassage, dan diharapkan tidak terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan terdapat banyak ventilasi. Selain itu selama di masase, bagian tubuh yang tidak di masase harus ditutup atau diselimuti.
 Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi nyaman dan efek massage dapat dirasakan secara maksimal.

Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan masase antara lain :
1.                  Posisi Tidur Telungkup
      Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke bawah di samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat melibatkan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat bangku masase yang lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan pada bagian yang berlubang dengan hiasan dibawah sebagai penyegar pandangan (misalnya : bunga segar yang diletakkan di baskom).
Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai ke bawah, karena akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga terjadilah pembendungan. Oleh karena itu lengan diletakkan di samping badan, dengan jari-jari serta telapak tangan menghadap ke atas.
Untuk menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan  kaki : engkel) tidak terlalu bengkok yang menyebabkan rasa sakit berilah alas dengan guling di bawah kura-kura kaki. Jika ada pasien yang bentuk badannya tinggi dapat digunakan cara yaitu meletakkan kakinya pada tepi bangku masase dengan diberi alas bantal tipis atau handuk yang dilipat, dan apabila pada posisi telungkup ada pasien yang merasa sakit pada daerah lutut, berilah alas berupa handuk atau bahan lain, sehingga tempurung lutut akan terlindungi.
2.                  Posisi Tidur Telentang
Untuk memasase tubuh bagian depan, maka posisi pasien harus tidur telentang dan lengan diletakkan di samping badan. Letakkan bantal yang tidak terlalu tinggi di bawah kepala dan guling atau gulungan handuk di bawah lutut untuk menghindari rasa sakit pada saat melakukan tekanan pada paha bagian depan (quadriceps).
3.                  Posisi Duduk
Posisi duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan pada alas kursi, sedangkan pinggang-punggung pada kondisi bersandar. Kaki, tangan, leher dan kepala dalam keadaan rileks, dan tidak ada bagian tubuh yang kontraksi sedikitpun.
Tempat duduk yang baik adalah bangku masase, tetapi jika tidak ada dapat memakai kursi biasa yang kerangkanya memenuhi syarat secara otomatis, dan sikap masseur/masseuse pada saat memasase dalam posisi berdiri.


D.                Penggunaan Bahan Pelicin
Beberapa macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam melakukan masase, antara lain :
1.                  Berupa minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma terapi (almond,
2.                  lavender dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll.
3.                  Berupa bedak : baby talk, salycil talk, dll.
4.                  Berupa bahan cair beraroma : hand body, citra, dll.
5.                  Berupa vaselin : balsem, vicks, avitson, dll.
6.                  Berupa cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll.
7.                  Berupa sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll.
Dari berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di atas, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.                  Tidak mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan rheumason karena
2.                   panasnya, tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan panas yang berlebihan
3.                   dan rasa tidak nyaman.Tidak berbau terlalu tajam sehingga mengganggu pasien.
4.                  Tidak terlalu cepat menguap.
5.                  Selesai masase hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan sampai banyak pelicin yang tertinggal pada kulit.
Catatan :
Sebagai terapi (pengobatan), masase dapat digunakan dalam membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah sendi) atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat hati-hati dan membutuhkan pengalaman yang cukup lama.

8.      MANIPULASI MASSAGE DAN FUNGSINYA
Manipulasi adalah Gerakan-gerakan yang dipergunakan dalam masase disebut prosedur manual, dan manipulasi masase mempunyai bentuk dan variasi yang banyak sekali, tetapi manipulasi ini telah digolongkan dan disesuaikan menurut dampaknya, sehingga dapat terbagi menjadi dua golongan manipulasi ialah :
A. Manipulasi Pokok dan
B. Manipulasi Pembantu.
A. Manipulasi Pokok Masase
Disebut manipulasi pokok karena merupakan dasar (basic) didalam pelaksanaan masase olahraga, teknik pegangan dalam masase ini terdiri dari 9 manipulasi pokok yaitu :
1.                  Effleurage (Menggosok)
massage.jpg
Teknik masase ini digunakan sebagai manipulai pembuka dan penutup. Pelaksanaanya adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot, gosokan menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan kontinyu.
Pengaruh mekanis dari effleurage adalah membantu kerja pembuluh darah balik (vena) dan menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai pemanasan (warming up).
Pengaruh fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang paling dalam dan di otot-otot. Gosokan sedang lebih mengaktifkan sirkulasi pada pembuluh getah bening (lymphe), sedangkan gosokan lamban menghasilkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) local dengan waktu lama yang disebut hyperaemi.
                                                                                                                                                         
                                                                         









                                                                                                                          
2.                  Petrissage (Memijat)
petrisage.jpg
Petrissage adalah prosedur masase yang dilakukan dengan teknik perasan, tekanan, dan pencomotan otot dari jaringan dalam.
Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus dan terikat satu sama lain. Gerakan diulang-ulang beberapa kali pada tempat yang sama, kemudian tangan dipindah-pindahkan sedikit demi sedikit sepanjang kumpulan otot.
Pengaruh mekanis yang ditimbulkan oleh gerakan peras adalahmenghancurkan sisa-sisa pembakaran dan melemaskan kekakuan di dalam jaringan.
Pengaruh fisiologis dari manipulasi petrissage terutama berhubungan dengan suatu perintah latihan bagi saraf motorik yang merangsang fungsi otot. Selain itu gerakan mengangkat, memeras dan menekan menyebabkan perbaikan aliran darah dalam otot dan menambah kekuatan (tonus) otot.
3.                  Friction (Menggerus)
2.png
Friction atau menggerus adalah prosedur yang sangat tua dan banyak dipergunakan dalam semua bentuk masase. Pelaksanaanya adalah dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung. Menurut letak dan tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari, ibi jari, telapak tangan atau bahkan dengan sikut.
Pengaruh mekanis dari friction menghasilkan kelancaran aliran darah setempat (vasodilatasi local), merangsang pergantian nutrisi, dan juga sebagai pemanasan.
Pengaruh fisiologis adalah aksi friction di dalam melancarkan aliran darah dan pembesaran serabut otot.
4.                  Shaking (Menggoncang)
shaking.jpg
Shaking atau menggoncang adalah prosedur masase yang juga sering dipakai untuk membantu para olahragawan agar otot-ototnya menjadi kendor, sehingga memudahkan sirkulasi darah.
Pelaksanaanya adalah dengan jari-jari membengkok, misalnya bagian bawah dan atas  pada bagian yang berotot, lengan atas dan lengan bawah, paha atau betis yang dilakukan dengan gerakan-gerakan ke samping, ke atas dan ke bawahManipulasi dilakukan dengan irama yang hidup serta tangan berpindah-pindah dan berdekatan.
Pengaruh mekanis dari manipulasi shaking adalah jika dilakukan dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot dan menambah fleksibilitas jaringan-jaringan.
Pengaruh fisiologis adalah merangsang dan memberikan desakan ke dalam, terutama pada organ tubuh bagian perut dan dada, serta mengendurkan, melemaskan, dan mengulur bagian lunak yang menyebabkan lancarnya peredaran darah dan meningkatkan kerja syaraf.
5.                  Tapotement (Memukul)
tapote.gif
Manipulasi ini sering digunakan pada masase olahraga, yaitugerakan pukulan ringan dan berirama dengan jari-jari tangan, telapak tangan atau kepalan. Dapat juga dilakukan secara mekanis atau dengan bantuan alat yang digerakan tangan atau listrik. Yang sering digunakan dan lebih baik adalah manipulasi “mencincang”, yang dilakukan oleh jari-jari kedua belah tangan dengan jarak yang cukup berdekatan. Gerakan dilakukan dengan irama hidup (irama yang bersemangat), sesuai dengan keadaan dan tidak terputus-putus. Sikap tangan dapat berupa setengah mengepal, jari-jari terbuka, dengan punggung jari-jari atau dengan membentuk tangan seperti mangkuk (cupping).
Biasanya tapotement diberikan di daerah pinggang-punggung dan pantat, tetapi boleh juga diberikan di tempat lain apabila diperlukan.


6.                  Vibration ( Getaran)        
5.png
Menggerakkan otot-otot dengan menggetarkan dengan ujung-ujung jari tangan , buku-buku tangan dan pangkal telapak tangan.
Tujuan untuk meningkatkan rasa aman dan ketenangan (sedative) dan sangat berguna untuk proses relaksasi.
7. Shiatsu (Menekan)

Menekan sekelompok otot dengan ibu jari atau dengan dua ibu jari , dengan kepalan tangan atau dengan siku tangan.
Tujuan untuk meningkatkan pervusi darah / aliran darah dan sangat bagus untuk meningkatkan / menaikkan tekanan darah serta untuk mengecek kekuatan otot.


8. Cabikan
Hampir Sama dengan gerakan petrisage hanya gerakan cabikan ini lebih cepat dan hanya menggunakan ujung jari tangan saja. Bertujuan untuk mempercepat sirkulasi darah, sangat bagus untuk hipotensi.

9. Sapuan
Gerakan menyapu secara bolak balik dengan menggunakan ujung jari tangan terutama pada daerah punggung (posterior), dilakukan secara berirama cepat dan bisa secara tidak beraturan gerak sapuannya.
Bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dengan cepat dan sangat efektif untuk penderita hipotensi.

10. Tarikan
Gerakan menarik jari-jari tangan dan kaki, lengan bawah dan atas, tungkai bawah dan tungkai atas. Bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas persendian.

11. Peregangan
Gerakan meregangkan (stretching) otot-otot tertentu dengan maksud untuk mengefektifkan penanganan cedera otot, sebagai sarana warming-up dan cooling down.

12. Melipat Kulit ( Skin rolling)
Manipulasi ini dimaksudkan untuk melepaskan kulit dari jaringan ikat, dan melebarkan pembuluh kapiler (rambut) dibawah kulit. Bertujuan untuk mempertinggi tonus dan memperbaiki pertukaran zat serta peredaran darah dibawah kulit.


A.    PENGARUH MASSAGE TERHADAP TUBUH

1. Pengaruh Massage Terhadap Jaringan Otot
Massage mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlancar penyajian nutrisi sehingga mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cedera, massage membantu penyebaran traumatic-effusion dan suplai darah terhadap jaringan.

Massage dapat menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue akibat adanya cairan yang disebut traumatic exudate yang dapat menyebabkan melekatnya serabut otot satu sama lain dan menimbulkan penebalan (thickening). Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila telah berlangsung lama sukar dihilangkan, kecuali dengan operasi.
2. Pengaruh Massage Terhadap Pekerjaan Syaraf
Umumnya massage memberikan rangsangan terhadap syaraf sensibel motorik sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan cepat dalam waktu yang singkat.
Massage dengan kecepatan sedang dengan waktu agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang lembut memberikan pengaruh yang menenangkan. Di samping itu massage dapat memelihara kondisi syaraf.
3. Indikasi Massage
Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh dalam keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri, atau perasaan lemas. Massage demikian diasanya dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.
Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau berdiri atau dalam pekerjaan yang menimbulkan kelelahan dan kejenuhan. Dalam hal ini kelelahan mungkin bersifat mental maupun fisik. Biasanya massage di akhir tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun perasaan kembali nyaman.Di dalam dunia olahraga dewasa ini massage telah menjadi sebagian upaya pemeliharaan kondisi pada olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan, masa pertandingan, dan sesudah pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga dewasa ini selalu mengikutsertakan sedikitnya seorang masseur.
Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian badan setelah cedera, membantu mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk meneruskan pekerjaan dokter, misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi-fungsi otot dan persendian yang biasanya mengalami kekakuan
4. Kontra Indikasi Massage
Dalam keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan merupakan kontra indikasi. Hal ini biasanya menyangkut keadaan sebagai berikut:
• Atas nasehat dokter agar tidak dilakukan massage demi keselamatan pasien.
• Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak, demam, liver, dan lain-lain.
• Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
• Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.
• Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti arterisclerosis, trombosis dan lain-lain.
• Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti penderita chorea dan neurathenia.
• Menderita penyakit haemophilia, karena cenderung terjadi pendarahan, meskipun sebab yang kurang jelas.
• Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya infeksi seperti bisul, borok, dsb
• Pembengkakkan akibat cedera yang masih baru yang menunjukkan adanya pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat pecah kembali bila dimassage. Judga pada luka yang belum sembuh atau baru
• sembuh.
• Patah tulang yang baru sembuh. Massage dapat mengganggu letak sambungan.
• Menderita penyakit tumor atau kanker.
• Sedang datang bulan atau pada hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu (appendicitis), Gastroentiritis, coliyis, dll. Demikian juga bila ada batu dalam
• kandung empedu.

                                                                        BAB III
                                                                       PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa  massage dapat berpengaruh terhadap kelancaran peredaran darah. Namun mekanisme massage tidak dapat dianalogikan seperti pipa karet dan air, karena pipa karet ada uadara didalamnya dan hal ini berbeda dengan pembuluh darah atau pun otot. Dan juga  terjadinya pengerasan otot atau disebut myogelosen disebabkan adanya perubahan-perubahan kimiawi di dalam koloida otot.

B. Saran
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan- kekurangan, penulis berharap saran dari seluruh kalangan agar dapat menyempurnakan makalah ini.
















DAFTAR PUSTAKA

Mashoed.1979. Massage Olahraga Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Dan pendidikan Keselamatan. Jakarta: Mutiara
Priyonoadi Bambang, 2008. Sport Massage.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan.
http://kutablang15.blogspot.com/2010/10/teknik-pemijatan-tungkai-bagian.html (diakses 3