MASSAGE
OLAHRAGA
Disusun
Oleh
:
MULIADI
AZIS
1306104020024
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA
ACEH
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sehat merupakan investasi ke depan yang harus benar-benar dijaga. Bila perlu
dilakukan sedini mungkin, sampai dewasa bahkan tua sekalipun. Kesehatan tiada
duanya bagi yang mencintainya, seperti sebuah pepatah klasik mensana in
coperasano atau dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.
Di
jaman modern ini, banyak kegiatan dan aktivitas kerja yang kita lakukan dengan
cara duduk atau berdiri, ditambah lagi daya tarik gravitasi telah menyebabkan
racun dari sisa-sisa hasil metabolisme tertimbun di telapak kaki. Di samping
itu kurangnya berolahraga dan makanan yang tidak dijaga menyebabkan banyak
orang merasa letih, lesu, tidak bersemangat dan timbulnya berbagai penyakit.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh International Journal of Alternative and Complementary
Medicine, orang yang menderita stres dan depresi merasa ada perbaikan setelah
menjalani terapi massage selama 30 menit minimal setiap minggu.
Kata massage berasal dari bahasa Arab mass yang berarti menekan, dengan imbuhan
age dari bahasa Perancis. Mungkin pula kata massage dari bahasa Yahudi
Maschesch yang berarti meraba. Yang mempergunakan kata massage ialah lepage,
seorang bangsa Perancis pada tahun 1813.
Di Indonesia massage dikenal dengan sebutan pijatan atau pijitan, pijitan
terdiri dari pijitan- pijitan lembut dengan jari- jari. Cara memijat belum
mempunyai landasan teori. Sehingga perlu adanya sarana untuk memberikan
petunjuk mengenai teknik- teknik di dalam massage. Lebih khususnya pada sport
massage.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
- Massage
adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat
terhadap jaringan tubuh yang lunak.
Gerakan tangan dalam massage di sebut MANIPULASI
- Massage
adalah seni gerak tangan yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan
memelihara kesehatan jasmani.
Gerak tangan secara mekanis ini akan menimbulkan rasa
tenang dan nyaman bagi penerimanya.
Massage dapat diberikan kepada semua orang, laki-laki,
perempuan, tua, muda, dewasa maupun anak-anak dan orang-orang yang kita cintai
ataupun pada binatang-binatang piaraan.
Kata massage berasal dari kata Arab “mash” yang
berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani “massien” yang
berarti “memijat atau melulut”.
Selanjutnya massage disebut pula sebagai ilmu
pijat atau ilmu lulut.
Para pelakunya biasa disebut sebagai masseur
untuk pria dan massaeuse untuk wanita.
2. MACAM-MACAM
MASSAGE
1.Sport Massage
2.Segment Massage
3.Cosmetic Massage
4.Macam Massage yang lain
1. Sport Massage
Massage yang khusus digunakan atau diberikan kepada
orang-orang yang sehat badannya, terutama olahragawan.
Diberikan hanya kepada orang yang sehat
Macam dan cara memijatnya lebih diutamakan kepada
pengaruhnya terhadap kelancaran peredaran darah, Merangsang persyarafan,
membersihkan dan menghaluskan kulit, Mengurangi atau menghilangkan ketegangan
syaraf dan mengurangi rasa sakit, hingga dapat menidurkan pasien.
2. Segment Massage
Massage yg ditujukan utk membantu penyembuhan thdp
gangguan/kelainan-kelainan fisik, terutama disebabkan oleh cuaca, kerja yang
kelewat batas, perkosaan atau paksaan (trauma) pada badan serta kelainan pisik
yang disebabkan oleh penyakit tertentu.
Contoh: kekakuan persendian sesudah terjadinya radang sendi
(arthritis), kelayuan atau kelumpuhan otot karena berkurangnya fungsi syaraf,
distorsi atau keseleo pada sendi, rasa nyeri pada tengkuk, sakit boyok pegel”
dan sebagainya.
Macam Sg.Massage shiatsu, Tsubo, Xigong,Refleksi,
Frirage, dll.
3. Cosmetic Massage
massage yang khusus ditujukan untuk memelihara serta meningkatkan
kecantikan dan keindahan, baik kecantikan muka maupun keindahan tubuh beserta
bagian-bagiannya.
4. Macam Massage yang lain
Massage untuk merangsang jantung, erotic
massage, sensuele-massage, serta bentuk-bentuk massage yang lain.
3. TUJUAN
MASSAGE
Pada
dasarnya massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorpsi
(penyerapan), sekresi ( pengeluaran, serta memperlancar distribusi energi dan
nutrisi ke dalam jaringan, selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan
fungsi syaraf.
Massage dapat:
• Menjaga tubuh secara umum dalam
kondisi yang lebih baik.
• Mencegah cedera dan hilangnya
mobilitas.
• Merawat dan memulihkan mobilitas
pada cedera jaringan otot.
• Meningkatkan kinerja.
• Memperluas keseluruhan kehidupan
karir olahraga Anda
4. PENGARUH
MASSAGE
Efek massage terhadap jaringan
bersipat mekanis, reflektoris dam khemis.
a. Efek mekanis : Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian
menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan lymph,
sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi, dan pemberian
nutrisi kedalam jaringan.
b. Efek Reflektoris : Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf, peredaran
darah yang menimbulkan proses vasso kontriksi yang diikuti dengan vasso
dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah. Selain itu syaraf motorik
yang terangsang meningkatkan tonus otot.
c. Efek Khemis : Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin
yang memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.
Efek fisik dari massage
• Pumping - gerakan membelai
(stroking) dalam massage akan mengisap cairan melalui pembuluh darah dan
pembuluh getah bening. Dengan meningkatkan tekanan di depan pada teknik stroke,
vakum (pengosongan) dibuat di belakang. Hal ini terutama penting dalam
ketegangan atau kerusakan jaringan otot sebagaimana otot kencang akan menekan
darah keluar seperti spons, menghilangkan jaringan nutrisi vital dan energi
untuk perbaikan.
• Peningkatan permeabilitas jaringan - Deep massage menyebabkan pori-pori di membran
jaringan terbuka, memungkinkan cairan dan nutrisi untuk melewatinya. Ini
membantu menghilangkan produk-produk limbah seperti asam laktat dan mendorong
otot untuk mengambil oksigen dan nutrisi yang membantu mereka pulih lebih
cepat.
• Peregangan - Massage dapat meregangkan jaringan yang tidak dapat meregang
dalam metode biasa. Kumpulan serat otot dapat teregang secara memanjang serta
menyamping. Massage juga dapat meregangkan selubung atau fasia yang
mengelilingi otot, sehingga melepaskan ketegangan.
• Menguraikan jaringan parut - jaringan parut adalah hasil dari cedera atau
trauma sebelumnya dan dapat mempengaruhi otot, tendon dan ligamen. Hal ini
dapat mengakibatkan jaringan menjadi tidak fleksibel sehingga rentan terhadap
cedera dan rasa sakit.
• Meningkatkan elastisitas jaringan - pelatihan yang keras dapat membuat
jaringan keras dan tidak elastis. Ini adalah salah satu alasan mengapa
pelatihan yang keras mungkin tidak menghasilkan perbaikan. Massage dapat
membantu mengembalikannya dengan cara meregangkan jaringannya.
• Membuka mikro-sirkulasi – Massage
dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan, begitu pula latihan. Massage juga
dapat membuka atau melebarkan pembuluh darah dan peregangannya yang
memungkinkan nutrisi ini lewat lebih mudah.
Efek fisiologis massage olahraga
• Pengurangan Nyeri - Ketegangan dan produk-produk sisa metabolisme pada
otot dapat menimbulkan rasa nyeri. Massage membantu mengurangi ini dalam banyak
cara, termasuk tubuh melepaskan endorfin.
• Relaksasi – relaksasi otot melalui panas yang dihasilkan, sirkulasi dan
peregangan. Mechanoreceptors memberikan sensasi sentuhan, tekanan, pemanjangan
dan penghangatan jaringan yang dirangsang yang menyebabkan refleks relaksasi.
Efek psikologis massage
• Mengurangi kegelisahan - melalui efek yang disebutkan di atas diinduksi dan
relaksasi sehingga mengurangi tingkat kecemasan.
• menyegarkan - jika pijatan dilakukan dengan gerakan cepat seperti apa yang
akan dilakukan sebelumnya maka hal ini dapat menghasilkan perasaan yang
menyegark
5. TEKNIK MASSASE
Yang termasuk teknik massage adalah
:
1. Manipulasi massage
2. Pelaksanaan massage
3. posisi pasien
4. Penggunaan alat-alat massage
6. BERBAGAI PEGANGAN
MASSAGE :
1. Stroking / Efleurage = Urutan / Elusan
a. Superfisial stroking.
b. Deep stroking
2. Compression = Perasan
a. Kneading/petrissage (memijat)
b. Wringing (memeras)
c. Rolling (Menggeser)
d. Walken (Menekan)
3. Frictions = Gosokan
a. Spiral
b. Circulary
c. Rotary
4. Tapotement = Pukulan
a. Hacking ( Mencincang)
b. Beating (dengan kepalan)
c. Clapping ( dengan telapak jari)
d. Cupping (dengan telapak tangan di cekungkan)
e. Typing ( seperti mengetik)
f. Spatting ( cipratan)
g. Chucking (tarikan lepas)
5. Vibrations = Getaran
a. Palmar (dengan telapak tangan)
b. Knuckle ( dengan kepalan)
6. Shaking = Guncangan
a. Pada lengan (telentang/duduk)
b. Pada tungkai (telungkup)
Dalam praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan
seluruhnya, melainkan di sesuaikan dengan keperluan saja.
PENJELASAN :
1. STROKING
Berdasarkan dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi dua macam
pegangan, yaitu :
a. Superficial Stroking. Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan
kulit sehingga mempunyai pengaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak tertentu,
biasanya dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan, manipulasi ini
biasa dipakai untuk memulai atau mengakhiri acara massage.
b. Deep Stroking. Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus
kearah pusat (centripetal) secara kontinyudengan tekanan yang lebih dalam.
Bentuk Pegangan Stroking ada 3 macam, yaitu :
1. Palmar (dengan telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari.
Seluruh permukaan telapak tangan harus kontak dengan permukaan kuli.
2. Digital (dengan ujung atau telapak jari tangan. Manipulasi ini dikerjakan
dengan satu, dua atu seluruh jari tangan.
3. Knuckle (kepalan). Dipergunakan terutama untuk otot-otot yang tebal dan
keras.
2.COMPRESSIONS
Dengan manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperhebat, sirkulasi
diperlancar.
a. Kneading/Petrissage (mengadoni dan memijat).
Kedua bentuk pegangan ini pengertiaanya sering dipersamakan.
Kneading/petrissage dilakukan dengan palmar yaitu dengan memegang otot
sebanyak-banyaknya kemudian memeras/menekan tanpa menggeser. Jari-jari harus
lurus jangan bengkok untuk menghindarkan perasaan sakit terhadap pasien.
Pijatan dilakukan berpindah-pindah dari ujung ke central. pijatan dapat
dilakukan dengan dua tangan bersama-sama atau bergantian, dalam hal ini satu
tangan memegang otot dan yang lainnya memijat.
b. Wringing (perasan)
Pegangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak bertentangan yang
satu mendorong dan yang lain menarik, gerakan pindahnya menuju ke jantung.
c. Rolling (menggeser)
Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada petrissage, yang
dilakukan oleh tangan yang terjauh sedang tangan yang lain memegang dan
mengangkat otot di abgian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan memeras dilakukan
oleh tangan yang terjauh dengan merapatkan telunjuk ke ibu jari, kemudian
tangan lain bergeser ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan
berikutnya.
d. Walken.
Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada
bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari yang lain
terpisah. Tangan kanan memegang otot tadi pada bagian dital dengan posisi ibu
jari berada di antara telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tangan kiri lebih dulu
melakukan pijatan dan sementara itu juga tangan kanan melakukan pijatan dengan
ibu jari. Tangan kiri kendur dan menggeser keatas dan melakukan pijatan lagi
yang kemudian diikuti tangan kanan.
7. KOMPONEN
MASSAGE
Komponen masas yaitu sesuatu ataupun
aturan-aturan yang di berikan oleh masseur/masseuse terhadap pasien.
Komponen-komponen
tersebut meliputi :
A.
Arah Gerakan Tangan
Gerakan
tangan yang benara dari seorang masseur/masseuse adalah ke arah centripetal yaitu
gerakan tangan yang mengikuti pembuluh darah balik (vena) yang membawa darah
kotor ke jantung.
Pada
bagian-bagian di bawah jantung harus diarahkan ke atas (ke arah jantung),
sedangkan pada bagian tubuh di atas jantung terutama leher sebagai jembatan
penghubung kepala harus diarahkan ke bawah (ke arah jantung) melalui pembuluh
darah balik (vena).
B.
Manipulasi Pada Pasien
Manipulasi
atau Pegangan yang dilakukan seorang masseur/masseuse dilakukan dengan tekanan
yang cukup disesuaikan kondisi sipasien dan penuh perasaan sehingga
mendatangkan rasa enak (nyaman) pada pasien yang bersangkutan.
Pada
saat melakukan massage, tangan masseur/masseuse harus dalam keadaan rileks,
tidak kaku atau tegang. Jika perlu harus menggunakan berat badanya untuk
memberikan tambahan tekanan, tetapi tetaplah harus dalam batas-batas yang
sesuai menurut kebutuhannya, sehingga tidak sampai menimbulkan bercak-bercak
merah (memar) yang menimbulkan rasa sakit.
Masseur/masseuse
tetap harus memusatkan perhatiannya terhadap tugas yang dihadapi dan selalu
sensitif (peka) terhadap segala perubahan-perubahan yang terjadi pada si
pasien.
Dalam mempelajari pegangan atau
manipulasi ini ada dua hal yang perlu di perhatikan, yaitu :
a. Mempelajari manipulasi.
b. Berlatih melaksanakan pegangan
dan berlatih meraba dan merasakan bagaimana kondisi jaringan yang di massage.
Hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian antara lain :
1.
Keadaan
kulit, misalnya kulit yang kasar, suhu (dingin/panas) atau warna
kemerah-merahan (bengkak).
2.
Keadaan
abnormal pada jaringan di bawah kulit, misalnya pembengkakan (haematome),
pengerasan atau penebalan (miogelosen), jaringan yang lunak, otot kaku atau
kejang-kejang.
3.
Pergeseran
pada sendi atau perubahan dalam luas gerak persendian.
4.
Tanda-tanda
kelelahan, kesulitan dalam pernafasan dan lain-lain.
C.
Posisi Pasien
Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya
mengambil posisi serileks mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak
mengalami ketegangan (kendor).
Keadaan
rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi yang diberikan
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu keadaan rileks akan memberikan
istirahat jasmani dan rohani. Hal ini diperlukan mengingat banyak orang yang
mengalami kesibukan, ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru
menimbulkan ketegangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul karena
ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan sekitarnya.
Untuk
melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks selama perawatan
diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan manipulasi dengan sedikit
gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu anggota badan ke atas dan kemudian
dibiarkan jatuh. Jika masih ada ketegangan, maka pasien diminta berbaring lagi
seakan-akan tidak bertenaga sama sekali.
Pasien
harus dalam keadaan hangat selama dimassage, dan diharapkan tidak terhembus
oleh angin, meskipun di dalam ruangan terdapat banyak ventilasi. Selain itu
selama di masase, bagian tubuh yang tidak di masase harus ditutup atau
diselimuti.
Hal
tersebut perlu diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi nyaman dan efek
massage dapat dirasakan secara maksimal.
Beberapa posisi yang dianjurkan selama
kegiatan masase antara lain :
1.
Posisi
Tidur Telungkup
Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke
bawah di samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas
bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat melibatkan
kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat bangku masase yang
lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan pada bagian yang berlubang
dengan hiasan dibawah sebagai penyegar pandangan (misalnya : bunga segar
yang diletakkan di baskom).
Posisi
lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai ke bawah, karena
akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga terjadilah pembendungan.
Oleh karena itu lengan diletakkan di samping badan, dengan jari-jari serta
telapak tangan menghadap ke atas.
Untuk
menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan kaki : engkel) tidak terlalu
bengkok yang menyebabkan rasa sakit berilah alas dengan guling di bawah
kura-kura kaki. Jika ada pasien yang bentuk badannya tinggi dapat digunakan
cara yaitu meletakkan kakinya pada tepi bangku masase dengan diberi alas bantal
tipis atau handuk yang dilipat, dan apabila pada posisi telungkup ada pasien
yang merasa sakit pada daerah lutut, berilah alas berupa handuk atau bahan
lain, sehingga tempurung lutut akan terlindungi.
2.
Posisi
Tidur Telentang
Untuk
memasase tubuh bagian depan, maka posisi pasien harus tidur telentang dan
lengan diletakkan di samping badan. Letakkan bantal yang tidak terlalu tinggi
di bawah kepala dan guling atau gulungan handuk di bawah lutut untuk
menghindari rasa sakit pada saat melakukan tekanan pada paha bagian depan (quadriceps).
3.
Posisi
Duduk
Posisi
duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan pada alas kursi, sedangkan
pinggang-punggung pada kondisi bersandar. Kaki, tangan, leher dan kepala dalam
keadaan rileks, dan tidak ada bagian tubuh yang kontraksi sedikitpun.
Tempat
duduk yang baik adalah bangku masase, tetapi jika tidak ada dapat memakai kursi biasa yang
kerangkanya memenuhi syarat secara otomatis, dan sikap masseur/masseuse pada
saat memasase dalam posisi berdiri.
D.
Penggunaan
Bahan Pelicin
Beberapa
macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam melakukan masase, antara lain :
1.
Berupa
minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma terapi (almond,
2.
lavender
dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll.
3.
Berupa
bedak : baby talk, salycil talk, dll.
4.
Berupa
bahan cair beraroma : hand body, citra, dll.
5.
Berupa
vaselin : balsem, vicks, avitson, dll.
6.
Berupa
cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll.
7.
Berupa
sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll.
Dari
berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di atas, maka ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.
Tidak
mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan rheumason karena
2.
panasnya,
tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan panas yang berlebihan
3.
dan
rasa tidak nyaman.Tidak berbau terlalu tajam sehingga mengganggu pasien.
4.
Tidak
terlalu cepat menguap.
5.
Selesai
masase hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan sampai banyak pelicin yang
tertinggal pada kulit.
Catatan
:
Sebagai
terapi (pengobatan), masase dapat digunakan dalam membantu reposisi dalam
kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah sendi) atau dislokasi (lepas sendi)
tetapi dengan syarat harus sangat hati-hati dan membutuhkan pengalaman yang
cukup lama.
8. MANIPULASI
MASSAGE DAN FUNGSINYA
Manipulasi
adalah Gerakan-gerakan yang dipergunakan dalam masase disebut prosedur manual,
dan manipulasi masase mempunyai bentuk dan variasi yang banyak sekali, tetapi
manipulasi ini telah digolongkan dan disesuaikan menurut dampaknya, sehingga
dapat terbagi menjadi dua golongan manipulasi ialah :
A.
Manipulasi Pokok dan
B.
Manipulasi Pembantu.
A.
Manipulasi Pokok Masase
Disebut
manipulasi pokok karena merupakan dasar (basic) didalam pelaksanaan masase
olahraga, teknik pegangan dalam masase ini terdiri dari 9 manipulasi pokok
yaitu :
1.
Effleurage
(Menggosok)
Teknik
masase ini digunakan sebagai manipulai pembuka dan penutup. Pelaksanaanya
adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot, gosokan menuju arah jantung dan
dilakukan secara berirama dan kontinyu.
Pengaruh
mekanis dari effleurage adalah membantu kerja pembuluh darah balik (vena) dan
menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga manipulasi effleurage dapat
berfungsi sebagai pemanasan (warming up).
Pengaruh
fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan
yang paling dalam dan di otot-otot. Gosokan sedang lebih mengaktifkan sirkulasi
pada pembuluh getah bening (lymphe), sedangkan gosokan lamban menghasilkan
pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) local dengan waktu lama yang disebut
hyperaemi.
2.
Petrissage
(Memijat)
Petrissage
adalah prosedur masase yang dilakukan
dengan teknik perasan, tekanan, dan pencomotan otot dari jaringan dalam.
Petrissage
dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan dengan gerakan
bergelombang, berirama, tidak terputus-putus dan terikat satu sama lain.
Gerakan diulang-ulang beberapa kali pada tempat yang sama, kemudian tangan
dipindah-pindahkan sedikit demi sedikit sepanjang kumpulan otot.
Pengaruh
mekanis yang ditimbulkan oleh gerakan peras adalahmenghancurkan sisa-sisa pembakaran
dan melemaskan kekakuan di dalam jaringan.
Pengaruh
fisiologis dari manipulasi petrissage terutama berhubungan dengan suatu
perintah latihan bagi saraf motorik yang merangsang fungsi otot. Selain itu
gerakan mengangkat, memeras dan menekan menyebabkan perbaikan aliran darah
dalam otot dan menambah kekuatan (tonus) otot.
3.
Friction
(Menggerus)
Friction
atau menggerus adalah prosedur
yang sangat tua dan banyak dipergunakan dalam semua bentuk masase. Pelaksanaanya
adalah dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung.
Menurut letak dan tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan
dengan bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari, ibi jari,
telapak tangan atau bahkan dengan sikut.
Pengaruh
mekanis dari friction menghasilkan kelancaran aliran darah setempat
(vasodilatasi local), merangsang pergantian nutrisi, dan juga sebagai
pemanasan.
Pengaruh
fisiologis adalah aksi
friction di dalam melancarkan aliran darah dan pembesaran serabut otot.
4.
Shaking
(Menggoncang)
Shaking
atau menggoncang adalah prosedur
masase yang juga sering dipakai untuk membantu para olahragawan agar
otot-ototnya menjadi kendor, sehingga memudahkan sirkulasi darah.
Pelaksanaanya
adalah dengan jari-jari membengkok, misalnya
bagian bawah dan atas pada bagian yang berotot, lengan atas dan lengan
bawah, paha atau betis yang dilakukan dengan gerakan-gerakan ke samping, ke
atas dan ke bawah. Manipulasi dilakukan dengan irama yang
hidup serta tangan berpindah-pindah dan berdekatan.
Pengaruh mekanis dari manipulasi
shaking adalah jika dilakukan
dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot dan menambah fleksibilitas
jaringan-jaringan.
Pengaruh fisiologis adalah merangsang dan
memberikan desakan ke dalam, terutama pada organ tubuh bagian perut dan dada,
serta mengendurkan, melemaskan, dan mengulur bagian lunak yang menyebabkan
lancarnya peredaran darah dan meningkatkan kerja syaraf.
5.
Tapotement
(Memukul)
Manipulasi
ini sering digunakan pada masase olahraga, yaitugerakan pukulan ringan dan berirama
dengan jari-jari tangan, telapak tangan atau kepalan. Dapat juga
dilakukan secara mekanis atau dengan bantuan alat yang digerakan tangan atau listrik.
Yang sering digunakan dan lebih baik adalah manipulasi “mencincang”, yang
dilakukan oleh jari-jari kedua belah tangan dengan jarak yang cukup berdekatan.
Gerakan dilakukan dengan irama hidup (irama yang bersemangat), sesuai dengan
keadaan dan tidak terputus-putus. Sikap tangan dapat berupa setengah mengepal,
jari-jari terbuka, dengan punggung jari-jari atau dengan membentuk tangan
seperti mangkuk (cupping).
Biasanya tapotement diberikan di daerah pinggang-punggung
dan pantat, tetapi boleh juga diberikan di tempat lain apabila diperlukan.
6.
Vibration ( Getaran)
Menggerakkan otot-otot dengan menggetarkan dengan
ujung-ujung jari tangan , buku-buku tangan dan pangkal telapak tangan.
Tujuan untuk meningkatkan rasa aman dan ketenangan (sedative) dan
sangat berguna untuk proses relaksasi.
7. Shiatsu (Menekan)
Menekan sekelompok otot dengan ibu jari atau dengan dua ibu
jari , dengan kepalan tangan atau dengan siku tangan.
Tujuan untuk meningkatkan pervusi darah / aliran darah dan
sangat bagus untuk meningkatkan / menaikkan tekanan darah serta untuk mengecek
kekuatan otot.
8. Cabikan
Hampir Sama dengan gerakan petrisage hanya gerakan cabikan
ini lebih cepat dan hanya menggunakan ujung jari tangan saja. Bertujuan untuk
mempercepat sirkulasi darah, sangat bagus untuk hipotensi.
9. Sapuan
Gerakan menyapu secara bolak balik dengan menggunakan ujung
jari tangan terutama pada daerah punggung (posterior), dilakukan
secara berirama cepat dan bisa secara tidak beraturan gerak sapuannya.
Bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dengan cepat
dan sangat efektif untuk penderita hipotensi.
10. Tarikan
Gerakan menarik jari-jari tangan dan kaki, lengan bawah dan
atas, tungkai bawah dan tungkai atas. Bertujuan untuk meningkatkan
fleksibilitas persendian.
11. Peregangan
Gerakan meregangkan (stretching) otot-otot
tertentu dengan maksud untuk mengefektifkan penanganan cedera otot, sebagai
sarana warming-up dan cooling down.
12. Melipat Kulit ( Skin rolling)
Manipulasi ini dimaksudkan untuk melepaskan kulit dari jaringan
ikat, dan melebarkan pembuluh kapiler (rambut) dibawah kulit. Bertujuan untuk
mempertinggi tonus dan memperbaiki pertukaran zat serta
peredaran darah dibawah kulit.
A. PENGARUH
MASSAGE TERHADAP TUBUH
1. Pengaruh Massage Terhadap Jaringan Otot
Massage
mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar sirkulasi
dan pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlancar penyajian nutrisi sehingga
mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cedera, massage
membantu penyebaran traumatic-effusion dan suplai darah terhadap jaringan.
Massage dapat menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue
akibat adanya cairan yang disebut traumatic exudate yang dapat menyebabkan
melekatnya serabut otot satu sama lain dan menimbulkan penebalan (thickening).
Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila telah berlangsung lama sukar
dihilangkan, kecuali dengan operasi.
2. Pengaruh Massage Terhadap Pekerjaan Syaraf
Umumnya massage memberikan rangsangan terhadap syaraf
sensibel motorik sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan
bila diberikan dengan cepat dalam waktu yang singkat.
Massage dengan kecepatan sedang dengan waktu agak lama dapat menghilangkan atau
mengurangi rasa sakit. Massage yang lembut memberikan pengaruh yang
menenangkan. Di samping itu massage dapat memelihara kondisi syaraf.
3. Indikasi Massage
Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar
manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh dalam keadaan pulih. Massage
membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya,
seperti rasa pegal, kaku, nyeri, atau perasaan lemas. Massage demikian diasanya
dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.
Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau
berdiri atau dalam pekerjaan yang menimbulkan kelelahan dan kejenuhan. Dalam
hal ini kelelahan mungkin bersifat mental maupun fisik. Biasanya massage di
akhir tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun perasaan kembali nyaman.Di
dalam dunia olahraga dewasa ini massage telah menjadi sebagian upaya
pemeliharaan kondisi pada olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan,
masa pertandingan, dan sesudah pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga dewasa
ini selalu mengikutsertakan sedikitnya seorang masseur.
Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian badan setelah cedera, membantu
mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk meneruskan
pekerjaan dokter, misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari
patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi-fungsi otot dan persendian
yang biasanya mengalami kekakuan
4. Kontra Indikasi Massage
Dalam keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan merupakan kontra indikasi.
Hal ini biasanya menyangkut keadaan sebagai berikut:
• Atas nasehat dokter agar tidak dilakukan massage demi keselamatan pasien.
• Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti : cacar, campak, demam,
liver, dan lain-lain.
• Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
• Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat yang benar.
• Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti
arterisclerosis, trombosis dan lain-lain.
• Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat seperti penderita chorea dan
neurathenia.
• Menderita penyakit haemophilia, karena cenderung terjadi pendarahan, meskipun
sebab yang kurang jelas.
• Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya
infeksi seperti bisul, borok, dsb
• Pembengkakkan akibat cedera yang masih baru yang menunjukkan adanya
pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat
pecah kembali bila dimassage. Judga pada luka yang belum sembuh atau baru
• sembuh.
• Patah tulang yang baru sembuh. Massage dapat mengganggu letak sambungan.
• Menderita penyakit tumor atau kanker.
• Sedang datang bulan atau pada hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu
(appendicitis), Gastroentiritis, coliyis, dll. Demikian juga bila ada batu dalam
• kandung empedu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa massage dapat berpengaruh terhadap
kelancaran peredaran darah. Namun mekanisme massage tidak dapat dianalogikan
seperti pipa karet dan air, karena pipa karet ada uadara didalamnya dan hal ini
berbeda dengan pembuluh darah atau pun otot. Dan juga terjadinya
pengerasan otot atau disebut myogelosen disebabkan adanya perubahan-perubahan
kimiawi di dalam koloida otot.
B. Saran
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan- kekurangan, penulis berharap
saran dari seluruh kalangan agar dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mashoed.1979. Massage Olahraga Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Dan
pendidikan Keselamatan. Jakarta: Mutiara
Priyonoadi Bambang, 2008. Sport Massage.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan.
http://kutablang15.blogspot.com/2010/10/teknik-pemijatan-tungkai-bagian.html
(diakses 3