2.6 Faktor
Warming-Up
Olahraga menjadi
kenyataan yang penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena
disamping menjadikan tubuh sehat olahraga dapat pula menjadikan harumnya nama
bangsa maupun negara. Berolahraga pada umumnya melibatkan sekelompok otot
maupun beberapa kelompok otot, yang pada gilirannya akan meninbulkan reaksi
dari organ-organ tubuh untuk menyesuaikan diri. Proses penyesuaian diri
tersebut akan sangat tergantung a) Stresor yaitu jenis aktivitas atau olahraga
yang diiakukan, intensitas, waktu dan frekuensinya. b) Oganik yaitu factor-faktor
yang dimiliki orang yang bersangkutan sehingga memberi kemungkinan untuk
mencapai tingkat kemampuan penyesuaian fungsional yang lebih tinggi. c) Keadaan
lingkungan termasuk di dalamnya ketinggian tempat tinggal, panas dan dingin.
Reaksi
penyesuaian diri dapat berbentuk sebuah jawaban sewaktu dan atau jawaban
adaptasi dari organ-organ tubuh. Jawaban sewaku merupakan perubahan fungsi
fisiologis yang bersifat sementara. Perubahan-perubahan ini akan hilang dan
kembali asal setelah aktivitas tubuh tersebut berhenti sedangkan jawaban
adaptasi merupakan perubahan struktur atau fungsi fisiologis yang bersifat
relatif lebih menetap. Memperhatikan tekad untuk membangun
manusia sesuai dengan kodratnya yang terdiri atas jiwa dan raga maka persiapan
sebelum melakukan kegiatan olahraga atau aktivitas fisik memerlukan persiapan
baik jasmani maupun rohani, hal ini memungkinkan tidak akan terjadi cedera pada
saat berolahraga karena adanya kesiapan sebelumnya. Persiapan-persiapan
tersebut dapat berbentuk penguluran {stretching) dan pemanasan {warming-up).
Pemanasan {warming
up) merupakan sekolompok gerakan yang dilakukan pada saat hendak melakukan
aktivitas olahraga. Dengan melakukan pemanasan diharapkan akan memberikan
penyesuaian pada kondisi tubuh dari keadaan istirahat (rileks) sebelum
melakukan aktivitas olahraga. Seiain itu, dengan pemanasan dapat memperbaiki
penampilan serta mengurangi kemungkinan terjadinya cidera. Pemanasan yang biasa
diiakukan sebelum latihan menyebabkan berbagai hal sebagai berikut:
1. Pelepasan adrenaline
2. Peningkatan denyut jantung
- Memungkinkan oksigen di dalam
darah berjalan dengan kecepatan lebih besar.
- Peningkatan produksi cairan synovial.
- Gerakkan sendi lebih efisien
3. Pembesaran kapiler
- Memungkinkan oksigen di dalam
darah berjalan pada volume yang lebih tinggi.
4. Peningkatan temperatur di dalam
otot
5. Penurunan viskositas darah
6. Memudahkan aktivitas enzim
7. Elastisitas otot lebih besar
8. Peningkatan kekuatan dan
kecepatan kontraksi
9. Peningkatan metabolisme otot
- Persediaan energi melalui
penguraian glikogen
10. Peningkatan kecepatan
penghantaran impuls syaraf
(sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki).
Penguluran dan pemanasan merupakan
suatu proses yang bertujuan untuk mengadakan perubahan - perubahan fisiologis
dalam tubuh dan menyiapkan organ-organ dalam untuk mengahadapai aktivitas tubuh
yang lebih berat. Assmusen dan Boje (1945:10:1) merupakan orang pertama yang
mengadakan penelitian yang berhubungan dengan kegunaan penguluran dan
pemanasan. kemudian diikuti oleh penemuan-penemuan yang lain sehingga dapat
memberikan jawaban tentang kegunaan penguluran dan pemanasan sebelum melakukan
aktivitas yang lebih berat.
Pemanasan
diperlukan oleh tubuh karena sistem yang ada bahwa tubuh selama istirahat
memiliki inertia tertentu dan salah satu yang tidak dapat diharapkan adalah
kenaikan efisiensi fungsi tubuh dengan segera. Kenaikan temperatur tubuh yang
disebabkan karena pemanasan yang paling efektif adalah berkisar 2 - 3 °C atau
sekitar 38 - 39 "C. Kenaikan temperature tubuh berasal dari panas yang
dihasilkan oleh tubuh sebagai hasil dari metabolisme, setiap kenaikan 1 °C
dapat mcningkatkan metabolisme sebesar 13 persen. Sumber utama panas adalah
jaringan yang paling aktif yaitu: hati, kelenjar sekresi dan otot. Suhu masing-masing.
Jaringan dapat
berbeda tergandung pada derajat aktivitas metabolismenya. kecepatan aliran
darah dan perbedaan suhu dengan jaringan di sekitarnya. Menurut Karpovich (1956
: 1117 - 1119) stretching dan warming-up sangat dibutuhkan untuk menghindari
terjadinya cedera otot dan sendi pada waktu melakukan aktivitas fisik yang
berat sedan gkan menurut Klaf dan Arneim (1963:147) menyatakan bahwa dengan
melakukan stretching dan warming-up sebelum melakukan olahraga yang melibatkan
otot akan mengurangi terjadinya cedera hal ini disebabkan karena : a)
terjadinya peningkatan suhu otot, b) teregangnya ikat sendi (ligament) dan c)
aliran darah menjadi lancar. Menurut Devries (1962:222-229) peningkatan suhu
tubuh dan otot akan memperbaiki penampilan hal ini disebabkan karena : a) otot
akan berkontraksi dan berelaksasi lebih cepat. b) otot akan berkontraksi dengan
lebih efisien karena viskositasnya lebih rendah, c) hemoglobin akan memberikan
lebih banyak oksigen karena pelepasannya lebih mudah. d) proses metabolisme
meningkat dan e) resistensi dinding pembuluh darah berkurang.
Menurut Fox dan
Mathews (1981 440) meningkatnya temperature tubuh akibat pemanasan akan terjadi
peningkatan-peningkatan : a) reaksi metabolisme meningkat, b) meningkatnya
penggunaan oksigen menyebabkan sirkulasi darah meningkat, c) meningkatnya
penghantaran impuis saraf sehingga kecepatan dan kekuatan kontraksi bertambah. Sedangkan
menurut Jensen dan Schuits ( 1970 : 353 - 358) pemanasan yang
yang diiakukan dengan tepat akan
memberikan pengaruh terhadap tubuh : a) koordinasi gerak menjadi lebih baik
karena keleluasan gerak sendinya meningkat, b) terjadinya cedera otot dapat
dihindari dan, c) membantu timbulnya second wind lebih awal terulama untuk
olahraga yang memerlukan daya tahan. Menurut Lamb (1978 : 401) menyatakan bahwa
seiain ditandai dengan meningkatnya suhu temperature tubuh pemanasan yang benar
ditandai pula dengan meningkatnya ventilasi . Kenaikan ventilasi paru ini
akibat kenaikan frekuensi pemapasan yang dalam keadaan istirahat berkisar
antara 12-20 kali per menit, sedang dalam keadaan dapat mencapai 50 - 60 kali
per menintnya. Ventilasi pada orang dewasa dalam keadaan istirahat 5- 8 liter
per menit, sedangkan daiam keadaan olahraga berat yang berat ventilasi dapat
meningkat sampai 130 liter per menil untuk wanita sedangkan untuk laki - laki
dapat mencapai 180 liter per menit.
Pemanasan
sebelum latihan atau berolahraga menyebabkan system saraf V pusat (CNS) akan
terangsang sehingga koordinasi gerak dan reaksi gerak akan menjadi lebih baik.
Brooks dan Fahey ( 1984 : 435 ) menyatakan bahwa setiap bentuk aktivitas fisik
sebaiknya memuat adanya tiga komponen yaitu : a) pemanasan, b) inti dan c)
pendinginan, dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum latihan inti
maka temperature tubuh akan meningkat dengan demikian akan memberikan
keuntungan : a) proses metabolisme meningkat sehingga kecepatan kontraksi otot
akan meningkat, b) curah jantung akan meningkat dan pembuluh darah akan melebar
sehingga akan membantu mempercepat penyampaian oksigen ke jaringan dan
viskositas darah menjadi menurun, c) sirkulasi darah dan oksigen meningkat
sebelum latihan inti sehingga memungkinkan tersedianya oksigen di jaringan
lebih cepat, dan d) mengurangi terjadinya cedera karena sudah terjadi kesiapan
- kesiapan secara fisiologis untuk melakukan aktivitas.
Penguluran
{stretching) dan pemanasan (warming-up) merupakan suatu proses yang bertujuan
mengadakan perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh dan menyiapkan
organ-organ dalam untuk menghadapi aktivitas-aktivitas yang akan diiakukan.
Klaf dan Arneim (1963 :147) berpendapat bahwa dengan melakukan penguluran dan
pemanasan yang benar sungguh sangat bermanfaat dalam; a) mencegah terjadinya
cedara b) menaikkan suhu tubuh dan otot c) meregangkan ligament. Menurut Lamb
(1984 : 401) pemanasan yang diiakukan dengan benar akan membantu mengurangi
terjadinya cedera otot hal ini disebabkan karena : a) meningkatnya enzim pada
otot yang bekerja sehingga pelepasan Adenosin Tripospat (ATP) dapat lebih
cepat, b) Meningkatkan kecepatan aliran darah. c) keleluasan gerak sendi
meningkat. Seiain ditandai dengan meningkatnya temperatur tubuh penguluran dan
pemanasan yang benar ditandai adanya peningkatan ventilasi. Ventilasi merupakan
hasil kali antara tidal volume dengan frekuensi pemapasan per menit, dengan
demikian kenaikan frekuensi pemapasan yang dalam keadaan istirahat berkisar
antara 12 sampai 20 kali per menit sedang dalam keadaan beraktivitas (olahraga)
dapat mencapai 50 sampai 60 kali per menit.
Ventilasi pada
orang dewasa dalam keadaan istirahat 5 sampai 8 liter per menit, sedang dalam
keadaan berolahraga yang berat pada seorang wanita dapat meningkat sampai 130
liter per menit dan untuk pria dapa mencapai 180 liter per menit. Besarnya
peningkatan ventilasi tiap oarng tidak sama hal ini tergatung macam aktivitas
yang diiakukan, intensitas latihan. jenis kelamin dan usia. Bagi orang yang
tidak terbiasa berolahraga untuk melakukan aktivitas yang sama cenderung
mempunyai peningkatan ventilasi yang lebih besar. Menurut Fox (1981 : 440)
dengan penguluran dan pemanasan yang cukup maka akan menyebabkan peningkatan suhu
tubuh sehingga berdampak pada : a) peningkatan metabolisme. b) resistensi
dinding pembuluh darah akan berkurang sehingga membantu kecepatan aliran darah
c) terjadinya peningkatan suhu tubuh dan menbantu keleluasaan gerak sendi
sehingga memungkinkan penampilan lebih baik, berkurangnya terjadinya cedera/
sobekr^ya serabut otot. dan otot akan lebih siap menerima beban aktivitas yang
lebih berat. Memiliki tingkat kelentukan otot - otot tubuh
yang lebih besar akan menguntungkan
dalam banyak banyak hal, struktur yang membatasi kelentukan otot -otot adalah :
a) tulang, b) otot, c) tendon dan d) ligamen maupun struktur lain yang
berhubungan dengan kapsul sendi.
Peningkatan suhu
otot dan darah setelah melakukan pemanasan akan memiliki kesiapan untuk
melakukan aktivitas yang relatif lebih berat hal ini disebabkan karena : a)
otot akan berkontraksi dan berelaksasi lebih cepat, b) otot akan berkontraksi
lebih efisien karena viskositasnya lebih rendah c) hemoglobin akan lebih banyak
memberikan 02 dan pelepasannya lebih mudah. Kenaikan suhu tubuh akibat
pemanasan yang efektif dapat mencapai 2-3 °C menyebabkan proses metabolisme
menjadi lebih cepat dan setiap
kenaikan 1 "C dapat
meningkatkan metabolisme sebesar 13 persen sedangkan peran saraf pada
persendian dapat meningkat 8 kali. Kenaikan suhu tubuh semacam ini sebagai
hasil dari metabolisme yang sumber utama panasnya adalah jaringan yang paling
aktif yaitu hati. kelenjar sekresi. dan otot. Suhu masing - masing jaringan
dapat berbeda tergantung pada tingkat aktivitas metabolisme, kecepatan darah
yang mengalir ke dalamnya. dan perbedaan suhu sekitar.
Mengenai
bentuk pemanasan dan lamanya pemanasan menurut Brooks dan Fahey ( 1984 : 436 )
menyatakan bahwa pemanasan tergantung dari jenis c^bang olahraga yang akan
diiakukan, akan tetapi pada umumnya pertimbangan yang harus diiakukan yaitu
penggunaan otot utama dalam aktivitas atau olahraga. Sedangkan intensitasnya
mulai dari yang ringan ke berat, gerakannya dari yang sederhana ke yang
komplek, dari ektrimitas atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah ke atas. Hal
ini disebabkan karena kira-kira 10 menit setelah berolahraga dengan intensitas
khusus memerlukan pencapaian temperatur otot yang mantap, oleh karena itu pada
waktu melakukan pemanasan sekurang - kurangnya membutuhkan waktu 10 menit dan
yang paling tepat antara 20 sampai 30 menil. Intensitas yang paling tepat untuk
mengetahui pemanasan sudah memasuki daerah latihan yaitu dengan mengetahui
denyut nadi, pada intensitas sedang yaitu 60 persen dari denyut nadi maksimal,
hal ini cukup untuk menaikkan temperatur otot akan tetapi tidak melelahkan.
Pemanasan secara
umum terbagi menjadi 2 bentuk yailu pemanasan umum dan pemanasan khusus,
pemanasan umum melibatkan sebagian kelompok otot yang secara fisiologis
berdampak pada : a) meningkatnya temperature otot, b) meningkatnya kecepatan
metabolisme, c) meningkatnya sirkulasi darah, d) memperlancar transport oksigen
dan e) meningkatnya impuls saraf Pemanasan khusus meliputi gerakan-gerakan yang
menyerupai dengan aktivitas yang scsungguhnya. MC Ardle (1981) dengan melakukan
pemanasan dapat memperkecil terjadinya cedera karena : a) relaksasi otot akan
lebih cepat, b) resistensi pembuluh darah menjadi lebih rendah, c) temperatur
otot yang tinggi memungkinkan hemoglobin melepas oksigen lebih cepat sehingga
otot lebih mudah menggunakan oksigen, d) pen^erahan motor unit dalam melakukan
aktivitas lebih lancar dan penghantaran impuls saraf lebih cepat dan e) aliran
darah ke jaringan
yang aktif lebih lancar hal ini
memungkinkan penyediaan energi juga lebih lancar.
Beberapa keadaan
fisiologis yang terjadi ketika melakukan warm up. Sebagai contoh adalah
peningkatan temperatur tubuh dan otot. Peningkatan temperatur ini mengawali:
(1) peningkatan aktivitas enzim dan di dalam reaksi metabolisme yang
berhubungan dengan sistem energi, (2) peningkatan aliran darah dan pertukaran
oksigen, dan (3) penurunan waktu reflek dan kontraksi (Fox, T.L.E.L., Bowers,
R.W., dan Foss, M.L., 1993:297-298). Menurut Michael J.A. (1996: 11) terjadi
adaptasi pada peregangan
sebelum latihan. Ha ini terjadi
ketika otot secara tiba-tiba diregangkan, maka pertama-tama akan timbul stretch
reflex, selanjutnya otot yang diregangkan berkontraksi. Kedua, selama waktu
bertambahnya tingkat peregangan, sarung-sarung (lapisan) fascial yang
menyelubungi otot akan mengalami perubahan panjang menjadi semipermanen.
Sarung-sarung tersebut meliputi epymisium, endomysium dan perimysium.
Jaringanjaringan tambahan yang beradaptasi dengan peregangan berubah fungsinya
menjadi tendons, ligament, fascia dan jaringan scar. Peregangan pada akhimya
dapat menstimulasikan produksi dan penyimpanan bahan yang menyerupai gel yang
disebut glycoaminoglycans (GAGs). GAGs bersama-sama dengan air dan asam
hyaluron, melumasi dan menjaga jarak kritis antara serat-serat jaringan
penghubung dalam tubuh.