Cedera olahraga merupakan segala bentuk
kegiatan melampaui batas ambang kemampuan tubuh sebagai akibat berolahraga.
Secara fisiologi cedera olahraga terjadi akibat ketidak seimbangan antara beban
kerja dengan kemampuan jaringan tubuh yang melakukan aktivitas olahraga
Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot dan rangka yang
disebabkan oleh kegiatan olahraga. penyebabnya ada 2 macam yaitu:
1. Overuse injury
Overuse injury disebabkan oleh gerakan
berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat.
2. Traumatic injury
Traumatic injury disebabkan adanya
benturan atau gerak melebihi kemampuan.
Cedera olahraga disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kesalahan
metode latihan, kelainan struktural maupun kelemahan fisiologis fungsi jaringan
penyokong dan otot (Bahr et al. 2003).
1. Kesalahan Metode
Latihan
Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling sering cedera pada otot
dan sendi. Beberapa hal yang sering terjadi adalah :
a. Tidak dilaksanakannya
pemanasan dan pendinginan yang memadai sehingga latihan fisik yang terjadi
secara fisiologis tidak dapat diadaptasi oleh tubuh.
b. Penggunakan intensitas
, frekuensi, durasi dan jenis latihan yang tidak sesuai dengan keadaan fisik
seseorang maupun kaidah kesehatan secara umum.
c. Prinsip latihan overload sering
diterjemahkan sebagai latihan yang didasarkan pada prinsip “no gain no pain”
serta frekuensi latihan yang sangat tinggi. Hal ini tidak tepat mengingat rasa
nyeri merupakan sinyal adanya cedera dalam tubuh baik berupa micro
injury maupun macro injury. Pada keadaan ini tubuh tidak
memiliki waktu untuk memperbaiki jaringan yang rusak tersebut (Stevenson et
al.2000).
2. Kelainan Struktural
Kelainan struktural bisa meningkatkan kepekaan seseorang terhadap cedera
olah raga karena pada keadaan ini terjadi tekanan yang tidak semestinya pada
bagian tubuh tertentu. Sebagai contoh, jika panjang kedua tungkai tidak sama,
maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan
yang lebih besar. Faktor biomekanika yang menyebabkan cedera kaki, tungkai dan
pinggul adalah pronasi (pemutaran kaki ke dalam setelah menyentuh tanah).
Pronasi sampai derajat tertentu adalah normal dan mencegah cedera dengan
cara membantu menyalurkan kekuatan menghentak ke seluruh kaki. Pronasi yang
berlebihan bisa menyebabkan nyeri pada kaki, lutut dan tungkai. Pergelangan
kaki sangat lentur sehingga ketika berjalan atau berlari, lengkung kaki
menyentuh tanah dan kaki menjadi rata. Jika seseorang memiliki pergelangan kaki
yang kaku, maka akan terjadi hal sebaliknya yaitu pronasi yang kurang. Kaki
tampak memiliki lengkung yang sangat tinggi dan tidak dapat menyerap goncangan
dengan baik, sehingga meningkatkan resiko terjadinya retakan kecil dalam tulang
kaki dan tungkai (fraktur karena tekanan) (Gleimet al. 1997).
3. Kelemahan Otot, Tendon
dan Ligamen
Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka
otot,tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Sendi lebih peka terhadap
cedera jika otot dan ligamen yang menyokongnya lemah. Tulang yang rapuh karena
osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktkur). Latihan penguatan bisa
membantu mencegah terjadinya cedera. Satu satunya cara untuk memperkuat otot
adalah berlatih melawan tahanan, yang secara bertahap kekuatannya ditambah
(Meeuwisse 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar