Faktor
Kondisi Psikologi
Faktor kepribadian adalah faktor
yang pertama yang berhubungan cedera atlet. Para peneliti ingin memahami
apakah konsep diri, pengaruh dari dalam-luar dan berpikir keras sangat
berhungn dengan cedera. Atlet yang mempunyai konsep diri yang rendah mudah
terjadi cedera dibandingkan yang mempunyai konsep diri tinggi. Penelitian
terbaru menunjukan bahwa faktor pesonaliti seperti optimisme, percaya diri,
ketabahan dan kecemasan berperan dalam cedera atlet.
2. Tikatan Stress
Tikatan stress telah diidentifikasi
juga berperan penting dalam cedera atlet. Penelitian telah membuktikan
hubungan antara tekanan hidup dan tingkat cedera. Pengukuran tingkat stres ini
di fokuskan pada perubahan hidup, contohnya putus cinta, pindah ke kota baru,
menikah atau perubahan status ekonomi. Secara keseluruhan bukti-bukti menunjkan
bahwa atlet dengan pengalaman tekanan hidup yang lebih tinggi lebih sering
cedera dibandingkan atlet dengan tekanan hidup yang lebih rendah. Sebaiknya
para instruktur profesional sebaiknya memahami perubahan ini, secara hati-hati
memonitor dan memberikan pelatihan hidup secara psikologis.
Penelitian juga telah
mengidentifikasi stress muncul pada atlet ketika cidera dan ketika di
rehabilitasi saat cedera. Contohnya kurannya perhatian, terisolasi. Teknik
management pelatihan stress tidak hanya menolong atlet dan instrutur lebih
efektif secara penampilan tetapi juga mungkin menghindari resiko mereka cedera
dan sakit.
Dari
penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa cedera tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor fisik, namun faktor psikologis juga sangat berpengaruh. Karena
faktor psikologis juga sangat berpengaruh terhadap resiko cedera seorang atlet,
maka salah satu cabang ilmu psikologi yakni Psikologi Olahraga memberikan berbagai
pengetahuan tentang apa saja faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi cedera,
bagaimana penanganan atlet secara psikologis baik ketika mengalami cedera
maupun pasca penyembuhan cedera. Peranan ilmu Psikologi dalam penanganan cedera
dalam olahraga seperti menganalisa reaksi emosional atlet ketika mengalami
cedera, melakukan pemulihan secara psikologis, membangun hubungan interpersonal
yang baik dengan atlet yang cedera guna memberikan terapi yang tepat agar
cedera yang dialami atlet tidak menjadi beban baginya, mendidik dan memberikan
pengetahuan atlet yang cidera tentang proses dan pemulihan cidera, serta
memaksimalkan dukungan dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan orang-orang
terdekat yang dapat memberikan support kepada atlet yang mengalami cedera.
Dengan demikian para pelaku dalam dunia olahraga sudah semestinya memahami
bahwa cedera bukan hanya fisik, namun disana juga terdapat faktor psikologis.
Sehingga atlet yang mengalami cedera tidak hanya diberikan pemulihan secara
fisik, pemulihan secara psikologis juga akan sangat berpengaruh terhadap
kesembuhan cedera yang dialami dan resistensi terhadap resiko cedera yang dapat
dialami atlet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar